Subscribe:

Ads 468x60px

Sample Text

Sabtu, 06 April 2013

INJIL YESUS Yang Diilhamkan Kepada Yahya

SATU INJIL YESUS DI DALAM EMPAT KESAKSIAN : Kitab Injil Yesus ditulis dalam empat kesaksian tentang Yesus. Masing-masing diilhamkan kepada Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Rasul Yohanes). Di kalangan masyarakat awam, keempat kesaksian tersebut terlanjur disebut "empat Injil". Tentu saja sebutan tersebut kurang tepat karena Injil Yesus hanya satu. 

Kesaksian-kesaksian Matius, Markus, Lukas dan Yahya ditulis dan membentuk empat kitab pertama dari Alkitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab tersebut bukanlah kitab sejarah atau riwayat tentang hidup Yesus. 

Namun masing-masing kitab menceritakan kehidupan, pelayanan, pengajaran dan janji-janji dan karya keselamatan Yesus Al-Masih sewaktu Ia masih tinggal di bumi. Kesaksian dari empat penulis ini telah ditulis dengan gaya dan ungkapan yang berbeda. 

Isi keempat kitab itu ternyata saling melengkapi, bukan saling bertentangan. Kesaksian demikian sungguh memperkaya sekaligus mengabsahkan keaslian Injil, karena terbukti bahwa semua penulis ibaratnya telah bersaksi tentang "hutan" yang sama, namun .membicarakan "berbagai pepohonan" menurut apa yang mereka masing-masing saksikan.

=================================================================================



 INJIL YESUS
Yang Diilhamkan Kepada Yahya


KATA PENGANTAR

ALKITAB, KITAB YANG PALING UNIK

Alkitab adalah firman Allah kepada manusia yang ditulis lalu dibukukan. 


Mengapa Tuhan perlu berfirman kepada manusia? Karena Ia sangat mengasihi manusia, makhluk ciptaanNya yang istimewa. Di dalam kasih-Nya, Ia selalu ingin memelihara, berkomunikasi, dan bergaul akrab dengan manusia. Ia adalah Bapa, yang menuntun dan menyelamatkan setiap umat-Nya yang telah dianggap sebagai anak-Nya, yaitu ciptaan-Nya yang paling berharga. Itu sebabnya, peranan Alkitab begitu istimewa dan penuh kewibawaan di dalam kehidupan manusia di segala zaman. Alkitab adalah kitab yang sangat unik - khas - dalam arti yang terdalam. Tidak ada kitab dan buku lain yang menyamainya. Ia adalah kitab yang paling banyak dibaca orang. Alkitab adalah buku yang paling banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dialek di dunia. Kini Alkitab dan bagian-bagiannya telah dicetak lebih dari 1000 bahasa dunia.

Kitab ini bersifat lintas SARA (suku, agama, ras, antar golongan), dan lintas waktu! Ia universal, dan tak pernah usang. Bahkan bukan hanya itu...



1. Alkitab unik karena mempunyai kemampuan untuk membaharui hidup manusia 

Buku ini disukai dan dihormati oleh bermilyar manusia. Oleh raja-raja, para filsuf, sarjana dan kaum cerdik cendekia. Alkitab juga menimbulkan sukacita di hati para pemuda, janda, buruh, kaum penderita, bahkan juga anak-anak.

Berjuta-juta hati manusia yang sedang mengalami kepahitan dan keputusasaan telah dihibur, dipulihkan, dan ditegarkan kembali oleh firIIlan Tuhan yang tertulis pada Alkitab. Berjuta-juta hati manusia yang "membatu" menjadi luluh lantak karena tersentuh secara mengharukan oleh firman-Nya. Kasih dan wibawa Tuhan diungkapkan dengan firman yang penuh dengan kemampuan untuk menjamah dan menyentuh perasaan manusia. Siapakah selain Tuhan, Sang Pencipta, yang dapat mengerti perasaan manusia yang paling dalam? Siapakah selain Tuhan yang mampu menghadirkan moral dan etika dunia yang paling mulia, seperti yang diilhamkan-Nya ke dalam Alkitab?



2. Alkitab unik karena untaian kitab-kitabnya bisa begitu serasi.

Perhatikan bahwa Alkitab terdiri dari 66 kitab yang ditulis oleh lebih dari 40 orang penulis, yang diilhami Tuhan untuk menulis sendiri-sendiri, selama kurun waktu lebih dari 1500 tahun. Setiap penulis itu hidup pada zamannya masing-masing. Mereka hampir tidak saling mengenal, dan justru mempunyai latar belakang yang sangat berbeda-beda. Ada yang menjabat sebagai raja, negarawan, jendral, ahli filsafat, dan sarjana. Ada yang penyair, petani, gembala, nelayan dan lain-lainnya. Mereka diilhami-Tuhan-untuk mencatat pokok-pokok perikehidupan manusia yang paling hakiki.

Beratus pokok kehidupan itu ditulis oleh manusia yang berbeda, di dalam ruang dan waktu yang berbeda, dengan latar belakang kehidupan yang berbeda. Semuanya seperti berserakan, acak, tidak teratur, dan pastilah tak dapat dipadukan secara teratur pula namun ternyata semuanya berakhir secara luar biasa menakjubkan! Kitab-kitab itu terpadu di dalam satu susunan yang teramat serasi dan selaras, yang sambung menyambung seperti sebuah untaian, mulai dari Kitab Kejadian - yang menceritakan peristiwa penciptaan alam semesta - hingga Kitab Wahyu, yang menceritakan kesudahan alam. Semua penulis telah dituntun oleh ilham. Tuhan untuk menjurus kepada satu tema maha-pokok, yaitu kasih, janji dan rencana Tuhan untuk menyelamatkan umat-manusia!



3. Alkitab unik karena. kitab ini mampu menyampaikan nubuat ilahi dan penggenapannya.

Alkitab bukan hanya berisi hukum-hukum Tuhan, kisah-kisah yang pernah dan sedang terjadi, tetapi juga berisikan peristiwa-peristiwa yang akan datang.

Dalam Alkitab, pemberitahuan tentang peristiwa-peristiwa dimasa yang akan datang itu disebut nubuat. Karena kita menyadari, bahwa Tuhan Mahatahu dan hidup di segala waktu, maka wajarlah bila firman-Nya mencakup 3 ukuran waktu, yakni: dahulu sekarang, dan yang akan datang. Tuhan memang perlu bernubuat melalui Kitab-Nya untuk memenuhi tiga sasaran :

• Pertama, untuk membuktikan bahwa Ia benar-benar Mahatahu.
• Kedua, untuk menunjukkan (memberi "tanda") bahwa Dia-lah Tuhan yang mengendalikan jalannya peristiwa dari sejarah dunia, sehingga memenuhi apa yang dinubuatkan sebelumnya secara tepat.
• Ketiga, agar dengan "tanda" yang benar itu manusia bisa dituntun untuk percaya kepada Sumber nubuat yang selalu benar, yaitu Tuhan itu sendiri.

Tuhan telah mengatakan suatu peristiwa sebelum terjadi, dengan maksud "agar kamu menjadi percaya ketika hal itu terjadi (di kemudian hari)", (Yahya 14:29). Itulah perkataan Yesus, dan itulah cara Tuhan menuntun manusia agar mampu membedakan apa saja yang berasal dari Dia, dan hanya dari Dia!



Nubuat-nubuat Ilahi terbukti

Telah dikatakan di atas bahwa tema pokok Alkitab adalah pernyataan kasih, janji dan rencana Tuhan bagi penyelamatan umat manusia. Tuhan memulainya dengan berjanji untuk menyelamatkan manusia sejak Adam jatuh ke dalam dosa di taman Eden. Dengan kata kiasan, Ia menjanjikan, bahwa pada waktu-Nya, "keturunan perempuan" akan meremukkan "kepala ular", si iblis (Kejadian 3:15). Dan Tuhan memang menggenapi janjinya itu dengan mendatangkan Mesias (Al-Masih) yang akan menyelamatkan umat-Nya (dengan cara "meremukkan" kuasa si iblis).

Tentu kita akan bertanya, "Bagaimana kita bisa mengenal Sang Mesias?".

Ternyata malaikat memberi kita jawaban seperti yang tertulis pada Kitab Matius 1:21, "... Dia (adalah) Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. " Tetapi siapakah Dia dan dimana Dia?

Agar manusia tidak keliru mengenali Sang Mesias, maka Tuhan sangat memandang penting untuk menandai jati diri orang-orang. yang menurunkan Sang Mesias. Melalui nabi-nabi, Tuhan menubuatkan silsilah-Nya, mulai dari keturunan Adam, Set, Sem, Abraham, berlanjut ke Ishak, Yakub, Yehuda hingga Daud! (Nubuat yang tertulis pada Kitab Bilangan 24: 17; Yesaya 11; 2 Samuel 7:12-16; Yeremia 23:5, dan lain-lainnya). Untuk hal yang sedemikian penting, silsilah saja tidak cukup. Tuhan menambahkan lagi dengan ciri-ciri silsilah Sang Mesias! Dan itu dinubuatkan secara lebih rinci lagi (hingga tidak bisa dibantah), sampai dengan pernik-pernik kelahiran-Nya, yaitu: tempat kelahiran dan cara kelahiran-Nya! Beginilah rincinya:

Tempat kelahiran Mesias ini dinubuatkan oleh Nabi Mikha 700 tahun sebelumnya, dan secara maha-ajaib, kelahiran Mesias terjadi persis seperti yang dinubuatkan itu, yaitu di Betlehem, suatu tempat di pelosok, tidak tercari dipeta dunia! (Mikha 5:1).

Secara lebih khusus lagi, cara kelahiran Sang Mesias. juga dinubuatkan oleh seorang nabi lain, 700-an tahun sebelum kelahiran-Nya. Nabi Yesaya ini memberitahukan suatu tanda sebelumnya, bahwa seorang anak laki-laki akan dilahirkan secara ajaib oleh seorang perawan (bukan oleh seorang istri sesudah berhubungan dengan suaminya). Anak tersebut akan dinamakan IMMANUEL (yang berarti Tuhan menyertai kita). Lihat Yesaya 7:14.

Ternyata nubuat yang tidak masuk akal ini pun digenapi dengan kelahiran ajaib Yesus (Matius 1:18-23). Dia-lah Immanuel, Dia-lah Tuhan yang menyertai kita!

Masih banyak lagi nubuat mengenai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa hidupnya Sang Mesias hingga kematian-Nya. Semua nubuat itu terpenuhi secara seksama dan ajaib. Berikut Ini adalah sebagian kecil nubuat lainnya, yakni:


• Bahwa Mesias diurapi oleh Roh Kudus (nubuat Yesaya 11:2, digenapi pada Matius 3:16). Perhatikan bahwa sosok Roh Kudus itu bukan sosok dari dunia, yang mampu dicoba-tebak oleh manusia. Tidak ada nabi manapun yang berani menubuatkan diri Roh Kudus bila bukan datangnya dari Allah!

• Bahwa Mesias dikhianati oleh seorang murid-Nya (nubuat nabi Daud pada Mazmur 41:9 tentang Yudas - pengkhianat Yesus - digenapi pada Lukas 22:48).

• Bahwa pakaian-Nya dibagi-bagikan dan jubah-Nya diundi (Mazmur 22:18, digenapi pada Yahya19:23¬24);

• Bahwa Ia disalibkan, tangan dan kaki-Nya dipaku (Mazmur 22: 17, digenapi pada setiap Injil, pasal tentang Penyaliban Yesus);

• Bahwa Ia ditikam (nubuat Zakharia 12:10, digenapi pada Yahya 19:34, 37);

• Bahwa tidak satu pun tulang-Nya patah (Mazmur 34:21, digenapi pada Yahya 19:32-37);

• Bahwa Ia mati bersama penjahat-penjahat (nubuat Yesaya 53:9,12, digenapi pada Markus 15:27-28).

• Bahwa Ia bangkit dari kematian (Mazmur 16:10, digenapi pada Markus 16:6).

• Bahwa Ia naik kesurga (Mazmur 68:18, digenapi pada Kisah Para Rasul 1:9).

(selengkapnya di http://www.sarapanpagi.org/nubuat-pl-tentang-mesias-terpenuhi-dalam-diri-yesus-kristus-vt2217.html  )


Bagaimanakah hal yang ajaib demikian mungkin terjadi?

Nubuat sungguh merupakan ujian untuk memastikan bahwa sesuatu berasal dari Tuhan. Itu adalah metode Tuhan sendiri yang menandai secara nyata, agar kita bisa dengan mudah menemukan Mesias yang sejati, dan tidak disesatkan oleh berbagai metode-manusia untuk mencari-Nya! Alkitab menunjukkan suatu rumusan pasti:

Ciri wahyu Allah ,adalah bahwa wahyu itu digenapi!

Allah sendiri mengatakan dengan tegas, bahwa hanya Dialah yang mampu menubuatkan kebenaran dan menggenapinya dengan sempurna:

"Siapakah seperti Aku? .. Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membeberkannya kepada-Ku! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu hal-hal yang akan datang?" (Yesaya 44:7).



4. Alkitab unik karena tahan terhadap penindasan manusia. 

Bandul (pendulum) Alkitab berayun bolak- balik di antara "cinta dan kebencian" manusia. Lihat, di samping mendapat penghormatan, Alkitab juga mendapat celaan yang sama hebatnya! Dunia mencatat betapa Kitab yang satu ini sering dinista, dikecam, dilarang, dibakar dan dimusnahkan. Sejak dahulu, di zaman kekaisaran Romawi, di zaman komunisme, hingga Sekarang pun, banyak pihak telah menyerang, menindas dan menodai Kitab yang tidak bersalah ini. Namun Kitab ini sungguh- sungguh unik, karena mempunyai daya tahan dan hidup' (survival) yang luar biasa terhadap segala bentuk dan kadar kebencian kepadanya. Justru kebencian yang tidak pernah berakhir ini membenarkan dua perkara:

1. Bukankah kitab yang tidak baik sekalipun tidak 'akan dibenci terus menerus, melainkan cukup dilupakan saja? Sebaliknya, Kitab bermoral yang mempunyai kewibawaan ilahi ini justru terus menerus "mengusik" hati nurani manusia, sehingga Kitab ini dimusuhi.

2. Bahwa Alkitab, yang menubuatkan jati diri Yesus secara menakjubkan-ini, sungguh menggenapi nubuat tentang pribadi Yesus dengan tepat:

"Mereka membenci Aku tanpa alasan" (Yahya 15:25).

"Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai gelap daripada terang, sebab mereka suka berbuat jahat (Yahya 3:19).



KONSEP PENGILHAMAN ALKITAB, ADA KESALAH-PAHAMAN YANG PENTING 

Banyak orang keliru dalam memahami Alkitab. Mereka beranggapan bahwa suatu kitab Allah harus berisi wahyu Tuhan yang diturunkan langsung ke dunia. Kitab itu dianggap harus murni seratus persen dari surga, tanpa campur tangan manusia; tanpa cacat, tanpa kekurangan dan tanpa kelemahan sekecil apa pun. Isi, pesan, makna, bahasa .dan ungkapan redaksional kitab ini dianggap harus sempurna sampai ke titik dan komanya. Alasan anggapan mereka, "Tuhan yang Mahasempurna tidak mungkin menerima kesalahan, tidak akan bertoleransi atas kekurangan dan keterbatasan yang sekecil apa pun pada firman-Nya yang telah ditulis-Nya di surga."


Namun mereka keliru.

Allah yang memberi ilham pada penulisan Al-kitab adalah berbeda dengan pewahyuan-Iangsung (tanpa sentuhan manusia) yang diturunkan bagi Kitab-kitab lain diluar Alkitab. Pengilhaman pada penulisan Alkitab adalah sebagai berikut.

• Pertama
Alkitab bukan kumpulan ayat demi ayat, yang setiap katanya didiktekan secara langsung danmuilak oleh Tuhan tanpa sentuhan dunia.

Tuhan-Alkitab tidak mendiktekan firman-Nya dengan cara yang demikian. Firman-Nya, yang "dimasukkan" ke dunia dan tinggal di dunia untuk berkomunikasi dengan manusia melalui panca indera dan nalarnya, ternyata justru memilih unsur-unsur dunia yang terbatas, seperti: tempat, waktu, budaya dan bahasa dunia. Bukankah ini dapat diumpamakan dengan orang-tua yang harus membatasi dirinya dan menurunkan tingkat bahasanya ketika ia berbicara dengan seorang anak kecil? Karena Tuhan memilih dan memakai hal-hal yang terbatas, maka Ia pun menggambarkan hakekat keilahian-Nya di dalam batas-batas yang dipilih-Nya itu. Melalui bahasa dan budaya manusia namun dalam hikmat Roh Allah, firmanNya disampaikan kepada manusia (1 Korintus 2:13).

• Kedua
Kalimat-kalimat di dalam Alkitab itu tidak seluruhnya berupa perkataan yang disabdakan secara langsung oleh Tuhan, melainkan ada pula berupa kisah-kisah yang ditulis dengan menggunakan tangan-tangan penulis, namun semuanya didasari pada ilham Roh Kudus kepada para penulisnya.

Berita kebenaran Alkitab ditulis manusia yang tetap diberi kebebasan untuk menggunakan bakat dan gaya penulisan, huruf dan bahasa mereka masing-masing. Dengan demikian, hasil tulisan setiap penulis terkait dengan budaya dan kepribadian serta pengalamannya.

Namun semuanya telah dituntun oleh Roh Kudus untuk menghasilkan Firman-Nya yang dituangkan secara benar, perlu dan cukup, di dalam batas-batas pengertian yang mampu diungkapkan melalui rangkaian abjad dunia yang terbatas. Oleh dorongan Roh. Kudus, orang-orang yang diilhami itu berbicara atas nama Tuhan (2 Petrus 1:2l).

• Ketiga
Alkitab bahkan tidak memuat seluruh. perkataan, mujizat dan perbuatan Allah. atau nabiNya selama karya utusan-Nya dibumi.

Mengapa orang tidak mempersoalkan jumlah ayat-ayatNya yang terbatas dalam KitabNya, padahal firman Allah tidak terbatas dalam segala aspek (segi) dan dimensinya? Mengapa orang menganggap seluruh ayat-ayat yang tersaji itu sudah lengkap? Bukankah itu aneh?

Mengenai "keanehan" yang sering tidak disadari manusia ini, Alkitab menerangkan bahwa kelengkapannya tidak ditentukan oleh mutlaknya jumlah ayat dan pasal hukum untuk menjawab setiap masalah dunia kini dan nanti, melainkan lengkap dalam arti cukup untuk menyampaikan maksud dan kehendak Tuhan untuk menyelamatkan manusia, dan bahwa Yesus Kristus itulah Juru Selamatnya. Hal ini tertulis antara lain pada Yahya 20: 30,31, sebagai berikut:

"Masih banyak lagi tanda mujizat lain yang dibuat Yesus di depan murid-murid-Nya, tetapi tidak dicantumkan dalambuku ini. Namun Semua yang tercantum ini telah ditulis supaya kalian percaya, bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, dan oleh imanmu kepada-Nya, kalian memperoleh hidup di dalam nama-Nya". 

Kitab Injil juga tidak perlu memuat semua ucapan dan perbuatan Yesus selama Ia tinggal di dunia ini. Lihat, misalnya Injil Matius 4:23, Yahya 2:23, 16:12, atau Lukas 5:4, yang tidak menuliskan ucapan-ucapan dan perbuatan Yesus pada kitab-kitab Injil tersebut. Namun hal ini tidak mengurangi kebenaran dan ke¬sempurnaan Injil, yang telah ditulis supaya kalian percaya.

"Masih banyak hal-hal lain lagi yang dilakukan oleh Yesus. Andaikata semuanya itu ditulis satu-per satu, maka seluruh bumi ini tidak cukup besar untuk memuat semua buku yang akan ditulis itu." (Yahya 21:25).

• Keempat
Dalam banyak hal, Tuhan menyampaikan pesan-Nya melalui perumpamaan-perumpamaan sederhana. Padahal mustahil pemmpamaan-pemmpamaan itu dapat menggambarkan' secara mutlak kebenaran yang diumpamakan.

Yang bisa sempurna menggambarkan sesuatu agak-nya hanyalah duplikat atau kembaran atau foto-copy canggih dari gambar aslinya. Mustahil ada perumpamaan yang seratus persen sempurna menyamai rincian-rincian aslinya.

Ketidak sempurnaan ini hanya dapat diartikan bahwa penggambaran dan pengungkapan firman Tuhan dengan menggunakan perumpamaanpun tidaklah sempurna secara mutlak, kecuali lebih memberikan pemahaman atas pesan-pesan pokok firman Tuhan.

• Kelima
Teks Alkitab saja belum memberikan seluruh makna kebenaran

Alkitab bukan sekadar teks, melainkan firman Tuhan yang hidup. Ia bukan hanya pesan yang hanya tersurat, melainkan juga tersirat. Bahkan merupakan pesan ilahi yang baru dapat dimengerti secara penuh bilamana hati pembacanya diberi pengertian khusus oleh Roh Allah (divine illumination).

Orang-orang Yahudi, walaupun mengenal Abraham, Musa dan Taurat, telah ditegur oleh Yesus karena tidak mengenal "bahasanya Taurat", yaitu FirmanNya,

"Apa sebab kalian tidak mengerti maksud perkataan-Ku?" (Yahya 8:43) .

Bahkan Petrus dan murid-murid Yesus, yang senantiasa bersama Yesus, juga tidak mengerti Kitab Suci sebelum Dia - Sang Pemilik Kitab Suci - membuka pikiran . mereka (Lukas 24:44, 45). Ini membuktikan bahwa kebenaran penuh dari Kitab Suci tidak terletak pada kesempurnaan susunan kalimat, kelengkapan jumlah huruf dan semantika teksnya, melainkan pada kelengkapan pengertian yang diberikan oleh Roh Kudus atas teks tersebut.

Yesus berjanji akan memberikan pengertian tersebut kepada mereka yang menyambutNya, " ... apabila Ia datang, yaitu Roh KebenaranIa akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran" (Yahya 16:13).

Jadi, itulah keunikan pengilhaman Alkitab. Sekalipun tidak dikerjakan secara langsung dan mutlak-total dengan tangan Tuhan (secara robot), dan sekalipun tunduk mengikuti segenap keterbatasan duniawi, namun Alkitab cukup sempurna untuk menyaksikan kebenaran Mesias, Anak Tuhan, menyampaikan kehendak Tuhan, memberi hikmat, berkat dan keselamatan bagi umat manusia.

Pengetahuan tentang seluruh teks Alkitab dan upaya untuk mempelajarinya secara mendalam sangat penting bagi kehidupan dan pengembangan rohani. Namun bukan hal itu yang menjamin keselamatan seseorang. Alkitab tidak mengenal bahwa dengan makin pintarnya seseorang menemukan dan mengamalkan tradisi dan ayat tersembunyi, akan otomatis menempatkannya lebih berpahala sehingga lebih mudah naik kesurga, ketimbang orang-orang bodoh yang kurang mengetahuinya. Inilah keadilan Tuhan-Alkitab, atas orang-orang yang sederhana dan yang tidak mampu membaca. Mereka tetap dibuat pantas dan disetarakan oleh Tuhan dengan para Ahli Kitab yang bahkan menguasai pengertian 41.173 ayat Alkitab yang ada!



KESEMPURNAAN PERAHU NUH 

Kebenaran Alkitab sebagai firman yang menyelamatkan umat manusia ini dapat diibaratkan dengan perahu Nabi Nuh. Perahu itu dirancang dan disusun secara khusus oleh Tuhan, untuk menyelamatkan makhluk yang mau diselamatkan pada waktu itu.

Apa yang dirancang Tuhan itu tentu benar dan sempurna, tanpa kekurangan atau kesalahan. Namun pembuatan perahu itu dilakukan oleh manusia, yaitu Nuh, yang keakhlian dan pengetahuannya di bidang pertukangan tidak sempurna. Ia tidak dilengkapi dengan ilmu perkapalan-raksasa, tidak juga ilmu kelautan. Tak ada perkakas tambahan dari Tuhan, selain alat-alat yang sangat sederhana, sesuai dengan yang ada pada masa itu. Secara ilmu pengetahuan dan teknologi modern, pastilah mudah ditemukan kekurangan, kekasaran, kesalahan, tidak rata, tidak efisien, dan keanehan-keanehan pada sambungan dan lekukannya. Bahkan kekedapannya (kedap-air) pun tidak akan mencapai kesempurnaan.

Namun, siapakah di antara kita yang bisa menyangkal bahwa ternyata kapal Nuh itu benar-benar sempurna dan benar untuk melaksanakan. misi penyelamatan yang diinginkan Tuhan!

Tuhan mampu membuat Alkitab cukup sempurna melalui dan di dalam keterbatasan manusia. Dimanapun, Tuhan tidak pernah menetapkan bahwa wahyu yang-robotis (tanpa unsur manusia) merupakan prasyarat bagi kebenaran. Para nabi Israel pun tidak pernah mengenal pewahyuan yang demikian. Tuhan tidak bermaksud menghadirkan kedunia sebuah Alkitab yang asing, terlepas dari unsur dunia ini. Ia justru memilih kitab ilahi yang masuk kedalam sejarah-dunia dalam keterbatasannya, namun berpadu dan berhubungan akrab dengan manusia, seakrab mungkin. Firman yang diturunkan di dalam wujud yang dianggap oleh orang-orang sebagai "lemah, penuh kekurangan, mengandung banyak kesalahan dan tidak sempurna", justru tidak pernah kehilangan kemampuannya untuk tampil sebagaiAlkitab yang benar dan sempurna!

Ini sepadan dengan keilahian Yesus yang sempurna di dalam tubuh-Nya yang tidak sempurna, yang fana, dan "lemah" (bisa lapar, haus, letih, terharu, sedih, menangis, dan sebagainya).

Namun apa yang semula dianggap "lemah" dan "penuh kekurangan" itu justru tidak menghilangkan kewibawaan, kebenaran dan kesempurnaan Tuhan untuk melaksanakan misi-Nya! Semuanya justru berfungsi untuk mengakrabkan hubungan khusus Tuhan Yesus dengan ciptaan-Nya di dunia yang tidak sempurna ini. Yesus menjelaskan posisi' ini untuk kepentingan misi penyelamatan manusia:

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat" .... "Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 5:32; 19:10)



KEASLIAN KABAR BAIK, INJIL YESUS, TIDAK DIUBAH DAN DIGANTIKAN 

Alkitab terdiri atas 66 kitab yang terbagi dalam dua bagian utama:

Kitab Perjanjian Lama (PL), dan Kitab Perjanjian Baru (PB).

Kitab PL terdiri dari 39 kitab, diantaranya Kitab Hukum Musa (Taurat), Kitab Mazmur, Kitab Nabi-nabi dll. semuanya ditulis dalam bahasa Ibrani.

Sedangkan Kitab PB terdiri dari 27 kitab, termasuk Buku Injil yang memuat 4 Kitab-kitab Injil (yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yahya/ Yohanes), yang berisi catatan kehidupan, pelayanan dan pengajaran Yesus. Disertai satu Kitab Wahyu dan sejumlah Surat yang ditulis oleh para rasul (antara lain Paulus, Petrus, Yahya dll) atas dorongan Roh Kudus. Semuanya terdapat dalam bahasa Yunani.

Bila PL menceritakan janji-janji Tuhan untuk menyelamatkan manusia dengan menubuatkan akan datangnya seorang Mesias (Al-Masih, Juru Selamat), maka PB menceritakan penggenapan nubuat tibanya Al-Masih itu dalam diri Tuhan Yesus.

Ada orang-orang yang meragukan keaslian Kabar Baik, Injil Yesus. Seolah-olah kitab Injil yang ada sekarang ini bukan berasal dari Kabar Baik, Injil yang asli: Keraguan ini semata-mata disebabkan karena salah asumsi atau salah-paham. Berikut ini adalah sejumlah pendapat yang timbul karena kurang penjelasan.



(A). Kalau kitab-kitab Injil itu asli. maka seharusnya Yesus sendirilah yang menulis InjilNya.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa Yesus - yang pasti cakap menulis - tidak menulis sendiri kitab Injil?

Di dalam Alkitab tidak dinyatakan jawaban dari pertanyaan tersebut. Namun, seandainya Yesus menulis sendiri kitab Injil-Nya, maka dikhawatirkan kitab itu akan diperlakukan orang sebagai jimat dan diberhalakan. Bila hal ini terjadi, tentu bertentangan dengan kehendak Tuhan Yesus sendiri.

Perlu diingat bahwa Kitab Injil bukan saja tidak menyinggung tulisan tangan Yesus, namun juga tidak mencatat ciri-ciri fisik diri-Nya dalam Injil (misalnya bagaimana warna kulit dan rambut Yesus, suara-Nya, mata-Nya, gemuk-kurus-pendek-Nya dll). Walaupun banyak sekali pengungkapan Injil tentang kepribadian Yesus, namun Tuhan tampaknya sengaja tidak mengilhamkan tanda-tanda fisik-Nya untuk ditulis dan diwariskan secara salah ke dunia. Tuhan tahu bahwa pengagungan (idola) unsur-unsur fisik oleh manusia akan berpotensi memicu SARA dan berhala.


(B). Bila Injil-nya asli tentu harus ada naskah Kitab Injil yang asli.

Sejauh ini, agama-agama di dunia tidak memiliki lagi "naskah pengilhaman/ pewahyuan pertama", dimana ia pertama kali dicatat ketika ilham/wahyu itu sedang diucapkan Tuhan! Semua yang ada ditangan kita hanyalah himpunan dan salinan-ulang yang dilakukan atas "teks yang dianggap/dipercaya asli". Naskah-asli dari materi kuno Alkitab, dalam lempengan batu, kulit, perkamen, atau papirus pertama, diyakini telah lama musnah oleh waktu dan cara penyimpanan yang buruk. Namun Tuhan tetap menjaga keaslian isi dan pesan-pesan Injil dengan cara yang sungguh ajaib lewat naskah-naskah salinan Perjanjian Baru dan bagian-bagiannya. Setelah ribuan naskah-naskah salinannya dihimpuri, dikonstruksikan dan diselidiki secara ilmiah, ternyata teks Kitab-kitab Injil (Perjanjian Baru) yang ada sekarang ini adalah teks yang paling mendekati tulisan sumbernya.

Namun ada orang-orang berprasangka bahwa Injil-Asli dari Yesus telah dipalsukan dan digantikan oleh tulisan-tulisan Rasul Paulus. 


Atas prasangka yang keliru ini kita cukup menjawab dengan fakta sederhana saja. 

Bahwa penulisan Kitab-kitab Injil dan bagian-bagian PB mulai muncul di tahun 45 hingga 100 M. Kita tahu bahwa Rasul Petrus dan Paulus di-eksekusi-mati sebelum tahun 68M dibawah pemerintahan kaisar Nero, ketika mana Injil Markus, Matius, dan mungkin juga Lukas, praktis telah tertulis seperti sekarang ini isinya (dimulai dengan Injil tentang "Yesus Kristus itu Anak Allah", dan disudahi dengan kematianNya disalib, bangkit kembali, dan naik kesurga). Sementara Injil Yahya, dan Kitab Wahyu, dan Surat Yahya 1, 2, 3, adalah naskah-naskah Kitab-Suci (semuanya dengan doktrin/ajaran yang sama) yang paling akhir ditulis setelah kematian Paulus (yaitu dipenghujung abad pertama). Dengan kematian Paulus yang lebih dini, maka tulisan-tulisannya tak akan mampu memalsukan Kitab-kitab Injil, Wahyu, dan Surat-surat yang muncul berdekatan atau sesudah kematiannya. Jadi apa yang terhimpun dalam Kitab-Suci kita sekarang ini adalah berasal dari salinan naskah-naskah asli itulah. Semuanya menunjukkan teks "Injil-Salib" yang sama, yaitu bahwa Yesus itu Anak Allah, dan Ia disalibkan demi menebus dosa manusia. Tidak ada naskah-tandingan shahih yang menunjukkan "Injil-nan-Salib" (Yesus tidak disalib), dan tak ada urusannya samasekali dengan "ayat-ayat-pemalsuan'' Paulus!

Jangan lupa bahwa INJIL (yang artinya: Kabar-Baik) itu harus berupa sebesar-besar Kabar-Baik bagi kemanusiaan. Dan itu hanya mungkin bila karya Yesus di dunia ini selesai dengan kemenangan gilang-gemilang bagi segenap umat manusia. Dan itulah karya Yesus yang disa.libkan dan bangkit lagi, demi menebus dosa segenap manusia! Bila bukan begitu (bila Yesus tidak mati disalib - seperti yang diperdebatkan orang - melainkan hanya menyingkir diam-diam kenegara lain, dan dipaksa meng-akhiri kenabianNya secara primatur), maka pastilah tak ada "kabar-baik" yang. harus diberitakan mati-matian oleh murid-murid-Nya, dan tak ada murid yang perlu mempertaruhkan diri menjadi martir (syuhada) yang sia-sia .....

Lebih jauh lagi, ada kejadian-kejadian tertentu yang dapat dianggap sebagai cara khas Tuhan untuk menjaga keaslian isi /pesan Injil-Nya, yaitu antara lain:



1. Penyalinan dan penyebaran Injil terjadi secara sangat cepat.

Menjelang tahun 100M muncullah penyebaran salinan naskah PB dan bagian-bagiannya. Penyalinan dan penyebaran yang dilandasi iman yang menggebu-gebu inilah yang menyebabkan terjadi peledakan jumlah hingga total mencapai sekitar 24.000 naskah. Semuanya diterjemahkan dari naskah Yunani dan disalin ke dalam berbagai bahasa seperti SyriaLatinEthiopia, Koptik Mesir dan lain-lainnya. Kecepatan penyebaran ini sungguh tidak memungkinkan pemalsuan kitab-kitab manapun lainnya untuk bisa mengejar dan menggantikan seluruh ajaran-ajaran Injil-asli (Injil-Salib) dengan Injil yang palsu.

Semua salinan naskah tersebut memberitakan tentang keilahian Yesus sebagai Anak Allah dan penyaliban-Nya demi penebusan dosa manusia! Tak ada sumber-sumber kuno lainnya yang absah, yang pernah ditulis orang untuk menyanggah keaslian Kabar Baik, Injil-Salib Tuhan Yesus.



2. Pemalsuan Injil, bilapun. itu terjadi, mengharuskan 3 prasyarat yang tidak mungkin bisa dipenuhi tanpa diketahui dunia, yaitu:
(a) Harus membentuk sebuah team perumus dan penterjemah Injil Palsu yang teramat canggih secara diam-diam.

Team ini harus mempersiapkan penulisan naskah tandingan, penterjemahan serta penggandaannya secara kilat namun rahasia, demi menandingi jumlah dan kecepatan salinan Injil-Asli yang sudah tersebar amat luas dan dalam pelbagai bahasa. Semua ayat-ayat palsu tandingan ini harus dijaga kewibawaannya sebagai Firman Allah, serta tidak boleh berkontradiksi dengan Kitab Perjanjian Lama, khususnya tentang nubuat-nubuat PL yang digenapi pada PB. (Sebagai pembanding, Jerome menterjemahkan . Alkitab dalam bahasa Latin selama 22 tahun !)


(b) Harus memonopoli penyebaran Injil Palsu secara otoriter, namun secara diam-diam.

Hal ini mutlak demi menghadapi perlawanan pasti dan terus-menerus dari para-pengikut Yesus yang fanatik siap-mati mempertahankan Injil-Salib dan bagian-bagiannya yang asli. Adakah suatu monopoli kekuasaan didunia yang mampu diam-diam melakukan penyebaran naskah seluas-luasnya tanpa bisa diketahui masyarakat?


(c) Harus memusnahkan Injil Asli dengan serentak dan tuntas. juga secara diam-diam.

Langkah (b) diatas saja tidak memadai untuk menggantikan Injil asli dengan yang palsu. Mereka harus serentak melenyapkan jejak pemalsuan mereka dengan memusnahkan setiap salinan Injil Asli yang ada atau yang disembunyikan masyarakat. Sebab bila pemusnahan irii tidak tuntas Injil Asli selalu akan bisa mengancam-balik sertamembongkar para pemalsunya.


Sekarang, apakah ketiga pra-syarat ini terjadi dalam sejarah?
Atau, dapatkah kejadian sebesar itu dapat luput dari pengetahuan-masyarakat dan catatan sejarah?

Mungkinkah ribuan salinan yang sudah tersebar seluas itu (sampai ke tiga benua; Asia, Eropah, dan Afrika) dapat dihimpun serentak untuk dimusnahkan secara diam-diam, sambil harus diam-diam pula menerbitkan dan menyebarkan Injil Palsu secara monopolistik dan menyeluruh?



3. Menurut sudut pandang Alkitab, orang yang mengimani Alkitab tidak mungkin berani memalsukan Kitab Sucinya. Juga tak ada perlunya.

Sebab Tuhan tegas-tegas melarang dan mengancam mereka yang berani memalsukan firmanNya (Ulangan 4:2; Amsal 30:5,6; Wahyu 22:18,19). Daripada memalsu, nyatanya salinan-salinan itu tetap dibiarkan seperti aslinya yang ada sekarang ini, demi menjaga kemurnian naskahnya! Empat kitab Injil menurut kesaksian Matius, Markus, Lukas dan Yahya, tidak pernah dicoba untuk disatukan dengan memusnahkan yang lainnya. Siapakah yang percaya bahwa Kalimat Tuhan dapat dilenyapkan? Yang dapat dilenyapkan tentulah barang fana, bukan baka. Yesus berkata: "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."(Lukas 21:33).



4. Permusuhan orang-orang Yahudi terhadap orang-orang Kristen di abad-abad awal justru menjaga kemurnian Alkitab.

Pemalsuan Injil tidak bisa terjadi sendiri, karena akan berurusan dengan Kitab-kitab Perjanjian Lama. Terutama karena Injil terkait dengan tulisan-tulisan tentang nubuat an para nabi yang berkenaan dengan kedatangan Sang Mesias. Kalau Injil dipalsukan, maka nubuatan itu pun harus dipalsukan. Ini berarti mengubah Perjanjian Lama. Padahal, mengubah Perjanjian Lama akan berhadapan langsung dengan orang-orang Yahudi yang amat fanatik terhadap Kitab-kitab Suci mereka itu. Para ahli Taurat bahkan tahu persis berapa jumlah kata dan huruf yang dimiliki oleh masing-masing Kitab sehingga tak terpalsukan. Sementara orang-orang Yahudi dan umat Kristen bermusuhan, mustahil ada peluang persekongkolan di antara kedua kubu ini untuk memalsukan teks Alkitab. Sebaliknya, mereka saling memata-matai, demi menjaga kemurnian Kitab-kitab mereka masing-masing. Lewat perseteruan ini, tangan Tuhan bekerja untuk mengamankan Firman-Nya sendiri, sehingga sejarah tidak pernah menemukan Kitab-kitab Taurat yang berbeda teks karena pemalsuan. Begitu pula, tidak pernah ada "Injil Asli" yang didongengkan orang, di mana "Yesus bukan Anak Tuhan; Yesus tidak disalibkan; dan Yesus bukan Juru Selamat" .....



(C). Bila asli Kitabnya, seharusnya isinya lengkap dan saling sesuai, tanpa kontradiksi ayat yang satu terhadap lainnya.

Tampaknya ada prasangka tentang beberapa ayat-ayat Alkitab yang dianggap tidak sesuai dan salah, dan itu disodorkan sebagai "bukti-pemalsuan-Alkitab". Tetapi kita perlu membedakan dua hal pokok.

Pertama, apakah tuduhan "Alkitab tidak-lengkap dan kontradiktif' itu adalah menurut

paham kita yang terbatas, ataukah menurut pandangan Allah? Lupakah kita akan ilustrasi klasik bahwa "orang-buta" yang meraba-raba tubuh seekor gajah-besar akan gagal melukiskan bentuk gajah yang sebenamya? .

Kedua, apakah tuduhan "kesalahan Alkitab" itu menyangkut kesalahan ajaran Alkitab ataukah kesalahan teks-teks kerikil (kecil tak berarti) akibat ketidak-telitian manusia di dalam proses penyalinan ulang naskah Alkitab? Kekeliruan manusia dalam penyalinan-ulang beberapa bilangan atau ukuran di zaman dulu misalnya, tentu bisa dimaklumi. Namun teks-kerikil itu tidaklah pernah mengubah ajaran Alkitab. Perintah Tuhan, janji-janjiNya, keberadaanNya, dan karyaNya dalam menyelamatkan manusia tidak sedikit pun terganggu. Justru kita akan kehilangan perspektif (cara pandang tentang kesejatian) apabila kita memberhalakan "kerikil-kerikil kecil;" sampai-sampai kita membutakan dan mencampakkan segala kebenaran yang jelas-jelas ditunjukkan dalam tanda-tanda mujizat dan nubuat Tuhan yang paling adi-kodrati (lihat BUKTI NUBUAT di atas).

Seperti perahu Nabi Nuh, kesejatian-Alkitab tidak ditentukan oleh "kesempurnaan insani" yang selalu akan tidak sempurna (alias terbatas) bilamana ia dibatasi oleh bahasa, budaya, materi & teknologi, ruang dan waktu yang terbatas.

Tanpa kesalahan dalam teks Alkitab sekalipun, setiap orang (termasuk orang Yahudi sekarang-pun) dapat "membuat kesalahan otomatis di dalam benaknya" ketika membaca bilangan dan ukuran tertentu dalam Alkitab. Misalnya, Tuhan memerintahkan aturan untuk persembahan: "Inilah persembahan khusus yang kamu harus persembahkan: seperenam eja dari sehomer gandum dan seperenam efa dan.. . . ... sehomer jelai."(Yehezkiel 45:13). . .

Namun kita sekarang sudah tidak mengenal takaran tersebut. Kita telah kehilangan referensi untuk mengetahui besaran dari ukuran matematis eja, atau homer yang dimaksudkan oleh Tuhan di kala itu. Akibatnya, ayat tersebut akan selalu menjadi "kosong-kebenaran" bagi setiap pembaca masa kini. Namun hal-hal seperti ini tidak pernah menghilangkan kebenaran Alkitab!

Dalam kitab Injil sudah tertulis, bahwa sekalipun masih banyak ayat-ayat tentang Yesus yang sengaja tidak dicatat, hal itu tidaklah mengurangi kebenaran dan keutuhan ajaran Yesus (Yahya 20: 30, 31).



(D). Bila asli. mengapa Kitab Injil itu mencatat bahwa Tuhan membiarkan Yesus. AnakNya. untuk dikutuk dan disalibkan?

Dengan perkataan lain, orang-orang yang memasalahkan hal itu menolak kebenaran tentang penyaliban Yesus. Injil menjelaskan, bahwa mereka ini justru nienolak hal yang paling pokok mengapa Yesus harus datang ke dunia, yaitu "untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28). Tujuan Yesus datang kedunia bukan semata Untuk mengajar, melainkan untuk menanggung kematian disalib, demi menyelamatkan orang-orang dari kematian-kekal, yaitu bagi setiap yang percaya kepadaNya. Murid-murid dan pengikut Yesus tentu tidak menciptakan sendiri kisah, bahwa "Yesus yang tidak disalib" harus menjadi "Yesus yang disalib". Sebab selama bersama Yesus; mereka sendiri kurang memahami maksud penyaliban Yesus dan tidak menginginkan Ia disalib (Matius 16:21-23; 17:22-23; Markus 9:30-32 dll).

Dengan demikian, yang seharusnya dimasalahkan adalah apakah memang pernah ada naskah yang menyebutkan, bahwa penyaliban Yesus itu bukan kisah dari Alkitab yang asli? Atau, apakah ada bukti-bukti tertulis yang mengungkapkan bahwa Alkitab yang asli tidak mengajarkan penyaliban? Bukankah penyaliban Yesus (untuk penebusan dosa manusia) telah dinubuatkan di dalam kitab-kitab sebelumnya? (lihat Mazmur.22:17-19; Yesaya 53:5, 9-12, Zakaria 12:10 dll, lihat artikel "Nubuat Perjanjian Lama Tentang Mesias Terpenuhi Dalam Diri Yesus Kristus", di http://www.sarapanpagi.org/nubuat-pl-tentang-mesias-terpenuhi-dalam-diri-yesus-kristus-vt2217.html#p11930 ). Sehingga manusia sesungguhnya tidak punya alasan yang baik untuk menolaknya, juga tidak punya pilihan yang lebih baik daripada menerimanya?



(E). Bila asli. mengapa Allah sendiri dihujat dengan cara mentuhankan Yesus sebagai Anak Allah?

Ada lagi kesalah-pahaman lain, yaitu seolah-olah para pengikut Yesus sendirilah yang mendewa-dewakan Yesus sehingga menciptakan manusia Yesus menjadi Anak Allah, yang dihasilkan dari hubungan sex Allah dengan Maria. Pentuhananyang demikian jelas menghujat Allah. Tetapi baiklah kita kritis terhadap setiap kritikan yang tak ada buktinya, kecuali di-kait-kaitkan secara prasangka (opini-asumtif). Alkitab mencatat betapa Yesus dibenci oleh kaum Yahudi sehingga Ia dianiaya dan disalibkan. Dan kemudian sejarah mencatat yang sama bahwa penganiayaan bahkan diteruskan kepada segenap pengikut-pengikutNya. Itu .dilakukan hanya karena satu sebab, yaitu karena Yesus dianggap menghujat Allah dengan cara "meng-Anak-Allah-kan" dan "men-Tuhan-kan" diriNya. Jadi, kebencian, penganiayaan, dan pembunuhan terhadap Yesus justru membuktikan keaslian ajaran Yesus (dan Injil-Nya yang kelak ditulis oleh murid-muridNya), yaitu bahwa Yesus itu benar mengklaim diriNya Anak Allah dan Tuhan! Ia bukan di Tuhankan dari yang bukan Tuhan!

Konsep dan ungkapan ANAK ALLAH YANG DILAHIRKAN KE DUNIA, betapa pun anehnya ditelinga sebagian orang, bukanlah dibuat oleh manusia. "Anak" disini bukanlah sebuah sebutan umum, melainkan sebuah GELAR sebagai Sang Anak Allah dengan sifat dan hakekat keilahian Allah.

Allah sendiri yang menyatakannya melalui kitab Mazmur. Ketika itu Pernazmur pun mungkin belum mengerti apa maksud pernyataan Allah itu. Jadi, ini membuktikan bahwa pernyataan tersebut bukan rekaan manusia, "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini" ... "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku" (Ibrani 1:5, kutiban dari Mazmur 2:7).

Nabi Yesaya juga menubuatkan sesuatu yang asing dan aneh bagi telinga setiap manusia, yaitu tentang "kelahiran seorang anak" yang nama-Nya disebut orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:5). Bagaimana seorang anak yang lahir dapat disebut sebagai ALLAH dan BAPA pada saat yang sama? Tetapi hal itu telah dinubuatkan tujuh ratus tahun sebelumnya oleh Nabi Yesaya. Itu sudah ternubuat, tertulis, tersebar, dan tidak bisa dipalsukan lagi.

Seorang pemalsu-ayat, biasanya hanya memilih untuk memalsukan hal-hal kearah yang lebih sederhana dan masuk akal. Dia tidak akan memalsukannya kearah sebaliknya, yang akan banyak dipsstentangkan orang, seperti contoh di atas. Dengan demikian, di sinilah kejujuran Alkitab justru terlihat, yakni ketika Roh Tuhan menggerakkan nabi-Nya. untuk tetap menuliskan sesuatu yang "mustahil" (bahwa "seorang anak" akan lahir dan disebut "Bapa" dan "Allah"). Ternyata pada tujuh ratus tahun kemudian hal itu menjadi kenyataan yang benar, yakni ketika digenapi oleh sosok Yesus!

Gagasan dan istilah "Anak Allah" yang disandangkan kepada Yesus murni berasal dari Allah, sehingga harus diakui pula oleh malaikat, nabi, rasul, bahkan setan. Ia bukan dituhankan dari yang tidak ada. Ia bukan Anak-Allah jadi-jadian! Lihatlah sebagian bukti ini.

Ia di-AnakAllah-kan oleh Allah sendiri: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" (Matius 17:5).

Ia di-AnakAllah-kan oleh Malaikat Gabriel: "Anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah." (Lukas 1:35).

Ia di-AnakAllah-kan bahkan oleh setan: "Engkau adalah Anak Allah, ... mereka (setan-setan) tahu bahwa Ia adalah Mesias" .... "Mereka (roh-roh jahat) jatuh tersungkur dihadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah". (Lukas 4:41; Markus 3:11).

Masih banyak lagi contoh pengakuan atas "ke-Anak-an" ini, baik dari pihak kawan maupun lawan Yesus. Bila iblis, musuh Tuhan yang terbesar, sampai mengakui apa yang dikatakan-Nya, maka musuh manakah lainnya yang dapat menolak-Nya secara lebih sah?

Ada lagi salah kaprah seolah-olah Anak Allah itu tidak berhakekat Allah, melainkan hanyalah istilah Alkitab bagi manusia yang percaya kepada Allah, lalu disebut "anak-anak Allah". Namun mereka ini keliru karena yang disebut Anak Allah itu hanya satu-satunya. Dialah Yesus, Sang Ahak,yang disebut sebagai Anak Tunggal Allah 0:14, 18; 3:16), yang disingkat sebagai "Anak Allah", atau sering sebagai "Anak" saja. Yesus lah Anak Allah yang menjadi Pengantara Keselamatan langsung bagi anak-anak Allah! (tidak lewat nabi atau malaikat lagi).

Yesus diberi gelar ANAK ALLAH bukan karena Allah kawin lalu melahirkan anak biologis, melainkan Firman (Sang Sabda) yang selalu ada bersama-sama dengan Allah di sorga (Yahya 1:1) dinuzulkan, atau "diturunkan" dan lahir melalui Maria menjadi seorang manusia Yesus. Firman itu tidak diciptakan, tetap berada di dalam kekekalan dan keesaan Allah. Namun sebagai manusia YesusIa bersabda langsung "orang kepada orang" tanpa melalui perantaraan malaikat dan para nabi lagi. Ini merupakan puncak dari wujud komunikasi Allah dan gambar wujud Allah kepada manusia, sekaligus bukti bahwa Yesus adalah penggenapan hukum dan wahyu Allah, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi; maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. ... Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan ... " (Ibrani 1: 1-3).

Kecaman demi kecaman terhadap Injil telah datang dan pergi, atau berguguran di jalan. Tuhan tetap berfirman dan bernubuat dengan tegar. Tidak ada pesan ilahi yang diubah, dihilangkan, atau dibatalkan. Siapa, selain Firman Tuhan, yang dapat melantangkan ucapan penuh kewibawaan di dalam keasliannya, "Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman A-ilah kita tetap untuk selama-lamanya." ..... "Yesus berkata, 'Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Yesaya 40:8; Lukas 21:33).


APA YANG DUNIA PEROLEH DARI SEORANG YESUS AL-MASIH?

Banyak orang-orang besar dunia mengemukakan pandangan-pandangan mereka yang besar dan jauh ke depan. Mereka juga menciptakan cara-cara baru dan menemukan ilmu yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Mereka memperlihatkan sejumlah prestasi dan teladan yang mengesankan!

Namun, hanya seorang Yesus yang me-revolusikan dunia dan kemanusiaan secara mendasar dan berketerusan, dengan ajaran dan prestasi kasihNya yang tanpa pamrih. Yesus mengajarkan, sekaligus menjunjung tindak-moral dan etika yang paling tinggi. Dia penganjur dan pelaksana kasih yang terbesar. Sekalipun para kafir dan musuh-musuh-Nya membenci-Nya atau bahkan mengkhianati-Nya, Ia tidak membenci balik mereka, baik di dalam hati-Nya maupun melalui ajaran-Nya."Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:44).

Ia mempedulikan orang-orang papa, kaum janda, anak-anak yatim piatu. Ia memberi makan orang-orang yang lapar, menyembuhkan orang-orang yang sakit, mencari orang-orang yang hilang. Dia hanya dapat memberi, tidak mengambil. Dia tidak pernah merakusi emas-perak-arak-tahta-wanita- dan budak sahaya. Dia meluruskan pandangan terhadap poligami, tidak membiarkan manusia melecehkan kesucian perkawinan.

Dia juga melarang ajaran-pedang yang menghalalkan tindak kekerasan: "Masukkan pedang itu kembali kedalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang" (Matius 26:52).

Yesus berkata tentang diri-Nya sebagai Anak Manusia yang rela melepaskan kemuliaan surgawi-Nya demi melayani manusia, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya" .... "Anak Manusia datang (dari surga) bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani... " (Lukas 9:58; Matius 20:28).

Dia mengetahui rahasia hati manusia. Dia menguasai hal-hal yang gaib. Tentang hal-hal yang tidak kelihatan dan yang akan datang. Tentang niat-niat jahat dan tipu daya orang-orang yang membenci-Nya. Namun Ia sendiri tidak pernah berdalih-dusta, atau membalas tipu daya. Tidak pernah Ia membatalkan kata-kataNya atau mengingkari janji-janji-Nya. Ia penuh dengan kejujuran, keluhuran, kesetiaan dan pengampunan. Ia kudus dan benar dan lurus, "Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah" (lPetrus 3:18).

Di dalam sejarah manusia sepanjang zaman, hanya Yesus lah yang tercatat faultless (tidak berbuat dosa) dan sinless (tanpa dosa). Ia menantang musuh-musuh-Nya untuk membuktikan kesucian diri-Nya, "Siapakah di antara kalian yang dapat membuktikan bahwa Aku berdosa?" (Yahya 8:46).

Dia datang ke dunia dengan tujuan tunggal, yaitu untuk menyelamatkan umat manusia! Yesus tidak sedikitpun pernah hidup untuk kepentingan diri-Nya sendiri. Ia menderita untuk kepentingan umat manusia, dan rela memberikan nyawa-Nya mati disalib, sebagai tebusan bagi banyak orang (Matius 20:28). Tebusan yang menyelamatkan kita dari kebinasaan!

"Demikian besarnya kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, tetapi mendapat hidup sejati dan kekal" (Yahya 3:16).

Tidakkah semua ini sungguh-sungguh mengharukan serta menggugah hati-nurani? Dengan lembut Yesus mengundang semua orang yang keletihan memikul beban hidup, untuk membukakan pintu hati dan menghampiri-Nya secara pribadi, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu ..... Lihat, Aku berdiri dimuka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya". (Matius 11:28; Wahyu 3:20).



PENDAHULUAN

SATU INJIL YESUS DI DALAM EMPAT KESAKSIAN

Kitab Injil Yesus ditulis dalam empat kesaksian tentang Yesus. Masing-masing diilhamkan kepada Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Rasul Yohanes). Di kalangan masyarakat awam, keempat kesaksian tersebut terlanjur disebut "empat Injil". Tentu saja sebutan tersebut kurang tepat karena Injil Yesus hanya satu.

Kesaksian-kesaksian Matius, Markus, Lukas dan Yahya ditulis dan membentuk empat kitab pertama dari Alkitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab tersebut bukanlah kitab sejarah atau riwayat tentang hidup Yesus.

Namun masing-masing kitab menceritakan kehidupan, pelayanan, pengajaran dan janji-janji dan karya keselamatan Yesus Al-Masih sewaktu Ia masih tinggal di bumi. Kesaksian dari empat penulis ini telah ditulis dengan gaya dan ungkapan yang berbeda.

Isi keempat kitab itu ternyata saling melengkapi, bukan saling bertentangan. Kesaksian demikian sungguh memperkaya sekaligus mengabsahkan keaslian Injil, karena terbukti bahwa semua penulis ibaratnya telah bersaksi tentang "hutan" yang sama, namun .membicarakan "berbagai pepohonan" menurut apa yang mereka masing-masing saksikan.

Kitab yang Anda baca ini adalah Injil Yesus, yang diilhamkan kepada Yahya (disingkat: Injil Yahya). Penulis Injil ini adalah rasul Yahya, murid Yesus; bukan nabi Yahya Pembaptis, anak Zakharia. Nabi Yahya justru tidak menulis, karena sudah meninggal (dipenggal kepalanya oleh Raja Herodes) sebelum Yesus menyelesaikan karya-Nya. Di dalam teks Injil ini, setiap istilah dan bagian kalimat yang tidak mudah dimengerti, atau yang sering disalahpahami, diusahakan untuk dijelaskan secara kontekstual dalam catatan-penuntun (catatan-kaki yang berhuruf miring). Setiap ayat yang dikutib dari Injil ini umumnya ditulis dengan nomor pasal dan ayat kemudian nama versi terjemahan Alkitab yang , misalnya '(Yahya 3:16)'. Namun untuk ringkasnya disini, cukup ditulis dengan '(3:16)'. Sedangkan untuk' catatan-penuntun tentang ayat ini ditulis dengan '3/16'. Kutipan ayat-ayat Alkitab diluar kitab ini, adalah terambil dari ALKITAB Terjemahan Baru © LAI 1974 dan King James Version (KJV).



SATU INJIL YESUS DALAM BANYAK TERJEMAHAN 

Walaupun Injil Yesus telah diterjemahkan ke dalam ribuan bahasa, namun naskah aslinya yang ditulis dalam bahasa Yunani tidak diubah.

Alkitab, seperti yang diutarakan di atas, tidak diwahyukan secara robot (mekanis, tanpa sentuhan manusia). Alkitab bebas untuk diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa, dengan pelbagai metode penerjemahan, dimana isi, pesan, dan maknanya tidak diubah (seperti yang disalah-pahami), melainkan selalu harus sama dengan maksud aslinya. Contoh yang jelas dari kesamaan ini dapat disaksikan dari terjemahan kitab ini terhadap terjemahan yang lainnya.

Kitab terjemahan ini disajikan dalam bahasa Indonesia sederhana yang didasarkan pada metode penerjemahan dinamis atau fungsional, bukan harfiah atau tekstual. Metode ini lebih mengutamakan makna, sehingga mudah dimengerti oleh para pembaca umum. Oleh karena itu, dengan sengaja pada kitab ini disertakan pula teks dalam bahasa Yunani (disertakan juga terjemahan King James Version dan LAI Terjemahan Baru sebagai pembanding), agar para pembaca dapat membandingkan maknanya dengan kitab Injil dalam teks aslinya.



INTI INJIL YESUS YANG DISAKSIKAN YAHYA

Inti dari Injil ini adalah memperkenalkan siapa Yesus, dan apa yang dapat kita peroleh dari Dia bila kita mengenal-Nya serta mempercayai-Nya.

Injil ini secara khusus menampilkan dua kaitan keilahian Yesus. Pertama, tentang tujuh pernyataan keilahian Yesus yang khas Ibrani, yaitu pernyataan "AKULAH ... " atau "AKU ADALAH", (dalam bahasa Inggris dikenal dengan "I AM" statements). Ketujuh pernyataan (frasa) ini adalah pengakuan Yesus sendiri akan keakuanNya yang mutlak berciri keilahian.
(a). Akulah Roti Hidup (6:35, 48), Yesus-lah yang memberi hidup sejati dan kekal.

(b). Akulah Terang Dunia (8: 12; 9:5), menuntun setiap pengikutNya tidak berjalan di dalam kegelapan, melainkan mendapatkan terang-hidup.

(c). Akulah Pintu (10:7, 9) barangsiapa yang masuk lewat Dia, akan terpelihara dan selamat.

(d). Akulah Gembala yang Baik (10:11, 14), Yesus-lah yang memelihara, merawat dan menuntun domba-dombaNya sebaik-baiknya. .

(e). Akulah Kebangkitan dan Hidup (11:25), Yesus , menghidupkan orang-orang yang telah "mati" secara jasmani maupun rohani, sedemikian rupa sehingga tidak akan mati lagi selama-lamanya.

(f). Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup (14:6), satu-satunya jalan menuju kepada kebenaran sejati yang memberi hidup, yaitu jalan masuk kesurga.

(g). Akulah Pokok Anggur yang Benar (15:1-5), Yesus pokok kehidupan bagi setiap pengikutNya untuk tumbuh dalam kebenaran sebagai ranting yang berdaun dan berbuah.


Orang-orang Israel tahu bahwa ungkapan AKULAH (I AM) rasa ilahi yang diperkenalkan oleh TUHAN sendiri ketika berkata-kata dengan nabi Musa:"AKULAH AKU" ("I am that I am", Keluaran 3:14). Ketika Yesus menyebut dirinya di dalam frasa "Akulah gembala yang baik", Ia sesungguhnya menyatakan diri-Nya Tuhan menurut Kitab Mazmur 23:1. Begitu pula ungkapan "Akulah terang dunia" yang diucapkan Yesus, adalah semata-mata menyatakan keakuan Tuhan menurut Mazmur 27:1: "Tuhan adalah terangku."

Kedua, tentang tujuh mujizat Yesus, yang sering disebut secara khusus di sini sebagai TANDA, karena mujizat-mujizat itu adalah pertanda yang turut meneguhkan keilahian Sang Mesias. Itulah mujizat pembaharuan hidup manusia sebagai akibat dari percaya kepada Sang Pembuat Tanda. Ketujuh tanda mujizat yang dipertunjukkan Yesus adalah:
1. Mengubah air menjadi anggur (lambang upacara keagamaan basuh-membasuh dengan air, kini diubah menjadi berkat, anggur-surgawi, 2:1-11).

2. Penyembuhan anak pegawai istana (Yesus memberikan pemulihan rohani, 4: 46-54).

3. Penyembuhan si lumpuh yang telah menderita selama 38 tahun ( yang lemah diubah baru menjadi yang kuat, pasal 5).

4. Memberi makan kepada orang banyak (Yesus mengenyangkan mereka yang haus dan lapar rohani, 6:1-13).

5. Berjalan di atas air (Yesus mengubah ketakutan menjadi iman, 6:16-21).

6. Memberi penglihatan kepada si buta sejak lahir (Yesus menaklukkan kegelapan, dan menjadikannya terang, 9:1-7).

7. Membangkitkan Lazarus yang telah mati 4 hari (Yesus mematahkan kematian, dan memberikan kehidupan kekal, 11:1-44).



YESUS BERNUBUAT DAN DINUBUATKAN 

Telah diutarakan di muka bahwa nubuat adalah salah satu batu ujian utama untuk memastikan apakah pesan/ajaran dan kenabian seseorang itu berasal dari Tuhan. Manusia biasanya hanya bisa menduga-duga, bukan menubuat, karena dia tidak diberi Tuhan kemampuan (kapasitas) untuk melihat rahasia di masa depan. Sebaliknya, setiap nabi Tuhan bernubuat, karena mendapat dorongan Roh Kudus, sehingga ia berbicara atas nama Tuhan (2 Petrus 1:21). Nubuat pasti akan terjadi, betapa pun tak masuk akalnya hal yang dinubuatkan. Kenapa? Semata-mata karena Allah adalah Tuhan atas sejarah, sehingga bahkan nubuat tetap akan terjadi sekalipun orang yang bernubuat tidak mengetahui arti nubuat yang diucapkannya sendiri! Itu antara lain telah kita saksikan didepan dalam banyak nubuat tentang Sang Mesias.

Ada berpuluh-puluh nubuat dari Yesus, atau tentang Yesus, yang ditulis dalam Injil ini. Semua terbukti telah digenapi secara sangat menakjubkan! Itu sudah tercatat ratusan, bahkan ribuan tahun sebelum terjadinya. Nubuat itu tidak bisa dipalsu, tidak bisa menipu. Sebaliknya, ia menjadi kebenaran dan kewibawaan yang melekat pada Injil selamanya (Wahyu 14:6).


Nubuat Injil ini, pada umumnya, terbagi atas 3 kategori besar. Semuanya terbukti tanpa ada cara untuk membantahinya.

(a). Nubuat yang menyaksikan ke-Mesias-an Yesus.
** Ada suara (nabi Yahya) berseru-seru di padang belantara untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan Yesus (ayat 1:23, dan Lukas 1:17; Matius 11:14 vs.Yesaya 40:3; Maleakhi 4:5;).

** Nabi Musa menulis tentang Yesus, sebagai Nabi Yang Akan Datang (ayat 5:46 vs. Ulangan 18:15, 18)

** Puteri-puteri Sion bersorak-sorai menyambut Yesus, Raja Israel yang datang ke Yerusalem dengan menunggang seekor keledai muda (ayat 12:15 vs. Zakharia 9:9).


(b). Nubuat tentang penyaliban, kematian dan kebangkitan Yesus atau yang berkaitan dengan itu. Banyak nubuat-nubuat para nabi tentang hal-hal tersebut, sebagian telah disebutkan di depan.

Perlu ditambahkan nubuatan Yesus sendiri, berikut ini
** Yesus menantang orang-orang untuk "merombak Bait Allah" dan Dia akan membangkitkannya kembali dalam3 hari. (ayat 2:19 vs. Matius 28:1-6).

** Yesus menyebut saat kematianNya sebagai saatnya "Anak Manusia dimuliakan", lalu menggambarkannya bagaikan satu biji gandum yang ditanam. mati di tanah, namun di kemudian hari tumbuh dan membuahkan banyak gandum-gandum baru (ayat 12:23,24).

** Yesus menubuatkan pengkhianatan Yudas: "Orang yang makan roti-Ku bersama-sama dengan Aku, akan melawan Aku." (ayat 13:18 vs. 18:3).


(c). Nubuat Yesus untuk mewartakan (kesengsaraan dll) dan meneguhkan kembali hati dari para pengikut-Nya
** Yesus menubuatkan penyangkalan Petrus terhadap Dia sebanyak 3 kali, sebelum ayam berkokok, dan meneguhkannya kembali sebanyak tiga kali pula. Ia menubuatkan juga tentang kematian Petrus sebagai seorang martir atau pejuang agama (ayat 13:38, dan 21:15-19).

** Yesus menubuatkan penolakan dan kebencian dunia kepada-Nya dan kepada pengikutNya tanpa alasan.
"Mereka membenci Aku tanpa alasan"
 (ayat 15:25).
"Orang yang membunuh kalian akan menyangka ia berbuat bakti kepada Allah". (ayat 16:2).
Pengikut-pengikut Yesus tetap tabah ketika kehidupan dan kegiatan mereka (bersama lambang-lambang keimanan mereka, seperti: Alkitab, salib, gereja dan jemaatnya) dibatasi, dilarang, dimusnahkan, dikejar-kejar, dianiaya dan dibunuh tanpa alasan, kecuali karena kebencian.

** Namun Yesus menubuatkan pula bahwa Dia bukan hanya gembala kawanan Israel, tetapi juga kawanan domba-lain. Dan itulah kita-kita semua yang disatukanNya kembali dalam kasih-Nya tanpa perbedaan : 
"Masih ada domba-domba lain yang jadi milik-Ku, tetapi bukan termasuk kawanan domba ini. Mereka juga harus Kutuntun dan mereka akan mendengarkan suara-Ku. Semua domba itu akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala" (ayat 10:16).



KEKHUSUSAN RASUL YAHYA SEBAGAI SAKSI MATA INJIL YESUS 

Rasul Yahya adalah saksi mata yang paling dekat dengan Tuhan Yesus. Dialah yang menyebutkan dirinya sebagai murid yang dikasihi Yesus (13:23; 19:26; 20:2; 21:7, 20). Pernyataan itu bukan untuk menyombongkan diri tetapi justru untuk menegaskan keabsahan (shahih) kesaksiannya. Dalam Injil yang ditulisnya ini, tampak sekali ia sengaja merendahkan dirinya dengan tidak menyebutkan nama diri, melainkan memakai kata ganti nama orang ketiga.

Seperti halnya Yesus, Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa (1:18), begitu pula Yahya ada disandaran dada Yesus pada perjamuan terakhir (13:23).
Sebagaimana terpercayanya kesaksian Yesus tentang Bapa-Nya, begitu pula kesaksian Yahya tentang Yesus dapat dipercayai sepenuhnya.

Dalam Injil, murid yang dikasihi Yesus ini mendapatkan sejumlah kekhususan diantara para murid, dan sebagai saksi mata:
1) Ia termasuk murid pertama-tama yang mengikuti Yesus (1:35-37)

2) Ia pula yang paling dekat duduknya dengan Yesus pada Perjamuan Terakhir (13:22-25)

3) Ia mengikuti Yesus hingga kepada pengadilan (18:15)

4) Ia sendiri (di antara semua murid-murid Yesus) yang pergi ke salib Yesus dan mendapat pesan langsung dari Yesus untuk memperhatikan ibu Yesus (19:26-27)

5) Ia mendahului Petrus ke kuburan kosong dan yang pertama-tama mempercayai kebangkitan Yesus (20:1-8)

6)Ia yang pertama mengenali Yesus ketika menampakkan diriNya dipantai Tiberias setelah kebangkitanNya (21:7)

7) Ia termasuk diantara 3 murid yang menyaksikan langsung peristiwa kebangkitan anak Yairus (Markus 9:2).

8) Ia diikut-sertakan untuk menyaksikan pemuliaan Yesus diatas sebuah gunung, dimana Yesus sedang bercakap-cakap dengan Nabi Elia dan Musa (Markus 9:2-4).

9) Ia juga termasuk kelompok yang paling dekat dengan Yesus ditaman Getsemani (Markus 14:33).



Rasul Yahya sendiri menulis bahwa dia merupakan saksi mata khusus:
"Kita sudah melihat kemuliaanNya" (1:14)

"Orang yang melihat kejadian itu. dia sendirilah (Yahya) yang memberitakan kesaksian ini agar kalian juga percaya. " (19:35).

"Pengikut itulah yang memberikan kesaksian tentang semuanya ini. Dialah juga yang sudah menulisnya. Dan kita tahu bahwa kesaksiannya itu benar" (21:24)

"Tetapi Petrus dan Yahya menjawab: ... 'sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar"(Kisah. 4:20).

"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba denilin tangan kami tentang Firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."

"Yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya (Yahya)." 
(1 Yohanes 1:1, Surat pertama rasul Yahya) dan (Surat Wahyu 1:2, wahyu kepada rasul Yahya).


AKHIR KATA

Maksud dan tujuan kesaksian Rasul Yahya 

Atas dasar penyaksian yang sedemikian kuat tentang segala ajaran dan karya mulia Yesus ini, dan dengan dituntun oleh Roh Kudus, maka Rasul Yahya mengungkapkan maksud dari Injil yang ia tulis ini:
"Namun semua yang tercantum ini telah ditulis supaya kalian percaya, bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, dan oleh imanmu kepada-Nya, kalian memperoleh hidup di dalam nama-Nya. " (20:31).


Dan itu pulalah kesaksian Nabi Yahya (Pembaptis) atas Yesus:


"Lihat, itulah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" .... "Dialah Anak Allah." (1:29,34)


Naskah :
- Bahasa Indonesia Sederhana (BIS), versi G Yesaya 5511
- LAI TB, Lembaga Alkitab Indonesia, Terjemahan Baru.
- KJV, King James Version.
- Naskah Bahasa Asli : Textus Receptus (TR), transliterasi : Bagus Pramono.

Kata Pengantar dan Catatan Penuntun : Disalin dari G Yesaya 5511, INJIL YESUS YANG DIILHAMKAN KEPADA YAHYA (dalam bahasa Indonesia sederhana), 2003.


DAFTAR ISI :
  
Pasal 1 – 3, di

Pasal 4 – 6, di

Pasal 7 – 9, di

Pasal 10 – 12, di

Pasal 13 – 16, di

Pasal 16 – 19, di

Pasal 19 – 21, di


0 komentar:

Posting Komentar