TUGAS MAKALAH
TELAAH KURIKULUM
Di Susun Oleh:
Eduardus Kopa (100401040143)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat allah
SWT karena
berkat dan karunianya-NYA,
penulisan makalah dapat di
selesaikan sesuai dengan jadwal. Penulis
makalah ini di maksutkan untuk membantu penulis belajar mandiri, sehingga di
harapkan penulis dapat memahami konsep makalah secara komprehensif sekalipun
makalah ini masih jauh dari sempurna.
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman sejawat yang membantu dan memberi motifasi untuk tetap
menulis walau banyak kegiatan lain yang
juga sama-sama membutuhkan waktu dan
perhatian. Terimakasih juga penulis sampekan kepada dosen pembimbing dari mata
kuliah TELAAH KURIKULUM karena atas bimbinganya makalah ini bisa dapat di
selesaikan.
Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
harapkan dari semua pihak dan simpatisan
yang bersetupuh dengan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat lebih bermanfaat.
Malang, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………......
Daftar Isi………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………....
1.1 Latar
Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan
penulisan makalah..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….
2.1 Pendekatan Saintifik-Ilmiah
Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial………….
a. Pendekatan STM
Dalam Mata pelajaran IPS ………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………...
1.
Kesimpulan…………………………………………………………….
2.
Daftar
pustaka …………………………………………………………
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ilmu sosial atau ilmu pengetahuan social adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang
berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan
seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari
manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk
menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan
meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda
dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik
secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek
masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural,
sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun
sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda
kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam
penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan
yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada
beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial.Penggunaan metoda kuantitatif dan
kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan
manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
Karena sifatnya yang berupa penyederhanaan dari
ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa
sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan
untuk tingkat di atasnya, mulai dari sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan
perguruan tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu
tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam
mempelajari hal tersebut.
Menyangkut
hal di atas Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah
mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan
kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan
saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai
ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang
tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut.
1.2
Rumus masalah
Berdasarkan
uraian yang tertulis di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana Pendekatan Saintifik-Ilmiah
Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial?
1.3
Tujuan penulisan makalah
Adapun tujuan dari makalah ini untuk:
1.
Untuk mengetahui Pendekatan
Saintifik-Ilmiah Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan
Saintifik-Ilmiah Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendekatan saintifik/ilmiah dalam
pembelajaran
sangat mungkin untuk diberikan mulai pada usia tahapan ini. Tentu saja, harus
dilakukan secara bertahap, dimulai dari penggunaan hipotesis dan berfikir
abstrak yang sederhana, kemudian seiring dengan perkembangan kemampuan
berfikirnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan hipotesis dan berfikir
abstrak yang lebih kompleks.
Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi
tersendiri bahwa pendekatan ilmiah dalam pembelajaran didalamnya mencakup
komponen: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat
dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah
siklus pembelajaran.
Dapat
kita ketahui di dalam ilmu pengetahuan social pendekatan saintifik telah banyak
di terapkan dengan model atau cara-cara serta contohnya yang sangat banyak,
misal:
a.
Pendekatan
STM Dalam Mata pelajaran IPS
1. PENDEKATAN
SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT
Secara filosofis konsep pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat (STM) Dalam belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme dan
pragmatisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa si pelajar membentuk atau
membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan.
Pendekatan STM adalah sebuah pendekatan yang
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah
proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi
perkembangan sains dan teknologi
Berdasarkan pengertian STM sebagaimana diungkapkan di bagian sebelumnya, maka dapat diungkapkan bahwa yang menjadi tujuan pendekatan STM ini secara umum adalah agar para peserta didik mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya.
Pendekatan STM dikembangkan dengan tujuan agar :
Berdasarkan pengertian STM sebagaimana diungkapkan di bagian sebelumnya, maka dapat diungkapkan bahwa yang menjadi tujuan pendekatan STM ini secara umum adalah agar para peserta didik mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya.
Pendekatan STM dikembangkan dengan tujuan agar :
1) Peserta didik mampu
menghubungkan realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam kelas.
2)Peserta didik mampu menggunakan
berbagai jalan/ perspekti untuk mensikapi berbagai isu/ situasi
yang berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan
ilmiah
3) Peserta didik mampu menjadikan
dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggungjwab sosial.
Penerapan
Pendekatan STM
Pendekatan STM, sesuai dengan pengertian dan tujuan
yang diungkapkan sebelumnya, dalam penerapannya di dalam kelas sesungguhnya
tidak membutuhkan konsep ataupun proses yang terlalu unik. Sebagaimana menurut
pandangan National Science Teachers Association (1990:1), there are no concepts
and/or processes uniqe to STS. Hanya saja, ada beberapa prinsip yang harus
dimunculkan dalam pendekatan STM menurut National Science Teachers Association (1990:2)
yaitu sebagai berikut:
1) Peserta didik melakukan
identifikasi terhadap persoalan dan dampak yang ditimbulkan dari persoalan
tersebut yang muncul di sekitar lingkungannya
2) Menggunakan sumberdaya lokal
untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam penyelesaian persoalan yang
telah berhasil diidentifikasi
3) Menfokuskan pembelajaran pada
akibat yang ditimbulkan oleh sains dan teknologi bagi peserta didik
4) Pandangan bahwa pemahaman
terhadap konten sains lebih berharga daripada sekedar mampu mengerjakan soal
5) Adanya penekanan kepada
keterampilan proses yang dapat digunakan peserta didik untuk menyelesaikan
persoalannya sendiri
6) Adanya penekanan pada kesadaran
berkarir, terutama karir yang berhubungan dengan sains dan teknologi
7) Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memperoleh pengalaman tentang aturan hidup bermasyarakat
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang telah diidentifikasi.
a. Aliran Kontruktivisme
Hakikat
pembelajaran konstruktivistik oleh Brooks & Brooks dalam Degeng mengatakan
bahwa pengetahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan
tidak menentu. Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman
konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar
berarti menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makna
serta menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si belajar akan memiliki
pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergentung pada pengalamannya, dan
perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.Berdasarkan teori J.
Peaget dan Vygotsky maka pembelajaran dapat dirancang/didesain model
pembelajaran konstruktivis di kelas sebagai berikut:
1. Identifikasi prior knowledge dan
miskonsepsi. Identifikasi awal terhadap gagasan intuitif yang mereka miliki
terhadap lingkungannya dijaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan
munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. Identifikasi
ini dilakukan dengan tes awal, interview.
2. Penyusunan program pembelajaran.
Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran.
3. Orientasi dan elicitasi, situasi
pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada
awal-awal pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topik yang
akan dibahas.
4. Refleksi. Dalam tahap ini,
berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifat miskonsepsi yang muncul pada tahap
orientasi dan elicitasi direflesikan dengan miskonsepsi yang telah dijaring
pada tahap awal. Miskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat kesalahan
dan kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasikannya.
5. Resrtukturisasi ide, (a)
tantangan, siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala-gejala yang
kemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam praktikum. (b) konflik
kognitif dan diskusi kelas. (c) membangun ulang kerangka konseptual.
6. Aplikasi. Menyakinkan siswa akan
manfaat untuk beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah.
7. Review dilakukan untuk meninjau
keberhasilan strategi pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi
miskonsepsi yang muncul pada awal pembelajaran.
b. Aliran Pragmatisme
Pragmatisme
pertama kali dikemukakan oleh Charles Pierce (1835-1914). Pragmatisme
berpandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh hendaknya dimanfaatkan untuk
mengerti permasalahan yang ada dimasyarakat. Pragmatisme menjadi penengah
antara aliran idealisme dan aliran realisme.
Dalam pembelajaran, pragmatisme menitikberatkan pada
pandangan bahwa seyogyanya hasil belajar dapat meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat, termasuk kemampuan untuk menanggapi dampak positif maupun negative
kemajuan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat. Oleh karenanya
pembelajaran harus dilakukan dalam konteks kebutuhan masyarakat dengan lebih
dahulu menampilkan isu-isu di masyarakat yang berkaitan dengan topik yang akan
dikaji atau dibahas.
Jadi, praktisnya aplikasi pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat dalam pembelajaran IPS dengan landasan filosofis kontruktivisme dan
pragmatism dilaksanakan oleh guru melalui topic yang terkait dengan kegunaannya
di masyarakat. Tujuan antara lain adalah untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar disamping memperluas wawasan peserta didik.
Contoh, dalam abad ke-21 ini penggunaan komputer sudah sangat meluas keberbagai Negara dan oleh berbagai lapisan masyarakat. Computer merupakan sebuah alat yang canggih namun dampak penggunaanya sangat tergantung pada orang yang memakainya. Dengan computer orang dapat berkomunikassi dengan satu sama lain diseluruh dunia dengan cepat, memperoleh informasi yang diperlukan melalui jaringan internet, tetapi melalui komputer pula orang dapat membobol sejumlah besar uang dari suatu bank, bahkan dapat mencuri informasi rahasia dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Contoh, dalam abad ke-21 ini penggunaan komputer sudah sangat meluas keberbagai Negara dan oleh berbagai lapisan masyarakat. Computer merupakan sebuah alat yang canggih namun dampak penggunaanya sangat tergantung pada orang yang memakainya. Dengan computer orang dapat berkomunikassi dengan satu sama lain diseluruh dunia dengan cepat, memperoleh informasi yang diperlukan melalui jaringan internet, tetapi melalui komputer pula orang dapat membobol sejumlah besar uang dari suatu bank, bahkan dapat mencuri informasi rahasia dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Dengan contoh diatas, dalam pembelajaran IPS seorang
guru seyogyanya dapat menunjukkan keunggulan dan manfaat sekaligus dampak
negative dalam penggunaan komputer. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki
kemampuan mengembangkan diskusi tentang penggunaan produk teknologi secara
kritis, yang intinya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik menganggapi,
menilai, menyadari dan mengambil kesimpulan serta mengambil langkah-langkah
yang bertanggungjawab sebagai warga negara dan warga masyarakat yang baik.
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan harapan
untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan peka terhadap masalah-masalah
yang timbul di masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
kesimpulan
Pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran IPS yang sangatlah penting
yang dimana peserta didik bisa menjadi manusia yang berkualitas dan dengan cara
pendekatan inilah maka peserta didik bisa di harapkan untuk bangsa.
Secara filosofis konsep pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Dalam
belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme dan pragmatisme, yang pada
pokoknya menggambarkan bahwa si pelajar membentuk atau membangun pengetahuannya
melalui interaksinya dengan lingkungan.
Daftar pustaka
Aadesanjaya.
2011. “Pendekatan STM Sains Teknologi” http:// aadesanjaya blogspot.com-2011/03/pendekatanstm-sains-teknologi.
(diakses tanggal
12-12-2011).
Asy’ari,
Maslichah. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam
Pembelajaran
Sains
di SD. Yokyakarta
0 komentar:
Posting Komentar