Subscribe:

Ads 468x60px

Sample Text

Rabu, 18 November 2015

TUGAS MAKALAH
TELAAH KURIKULUM








Di Susun Oleh:
Eduardus Kopa (100401040143)



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2013












KATA PENGANTAR
            Puji sukur kehadirat  allah SWT  karena berkat dan karunianya-NYA, penulisan makalah  dapat di selesaikan  sesuai dengan jadwal. Penulis makalah ini di maksutkan untuk membantu penulis belajar mandiri, sehingga di harapkan penulis dapat memahami konsep makalah secara komprehensif sekalipun makalah ini masih jauh dari sempurna.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sejawat  yang  membantu dan memberi motifasi untuk tetap menulis walau banyak kegiatan  lain yang juga sama-sama  membutuhkan waktu dan perhatian. Terimakasih juga penulis sampekan kepada dosen pembimbing dari mata kuliah TELAAH KURIKULUM karena atas bimbinganya makalah ini bisa dapat di selesaikan.
            Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua  pihak dan simpatisan yang bersetupuh dengan makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat lebih bermanfaat.


Malang, Oktober 2013

Penulis







DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………......
Daftar Isi………………………………………………………………………...     
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………....
1.1     Latar Belakang............................................................................................
1.2    Rumusan Masalah........................................................................................
1.3     Tujuan penulisan makalah..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….
2.1   Pendekatan Saintifik-Ilmiah Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial………….

a.     Pendekatan STM Dalam Mata pelajaran IPS ………………………….


BAB III PENUTUP…………………………………………………………...
1.                        Kesimpulan…………………………………………………………….
2.                        Daftar pustaka …………………………………………………………



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ilmu sosial atau ilmu pengetahuan social adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial.Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
Karena sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya, mulai dari sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.
Menyangkut hal di atas Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut.

1.2  Rumus masalah
           Berdasarkan uraian yang tertulis di atas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Pendekatan Saintifik-Ilmiah Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial?


1.3 Tujuan penulisan makalah
               Adapun tujuan dari makalah ini untuk:
1.         Untuk mengetahui Pendekatan Saintifik-Ilmiah Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial.


















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Saintifik-Ilmiah Terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial
Pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran sangat mungkin untuk diberikan mulai pada usia tahapan ini. Tentu saja, harus dilakukan secara bertahap, dimulai dari penggunaan hipotesis dan berfikir abstrak yang sederhana, kemudian seiring dengan perkembangan kemampuan berfikirnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan hipotesis dan berfikir abstrak yang lebih kompleks.
Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri  bahwa pendekatan ilmiah dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen tersebut seyogyanya  dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran,  tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran.
Dapat kita ketahui di dalam ilmu pengetahuan social pendekatan saintifik telah banyak di terapkan dengan model atau cara-cara serta contohnya yang sangat banyak, misal:

a.    Pendekatan STM Dalam Mata pelajaran IPS

1.      PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT
Secara filosofis konsep pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Dalam belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme dan pragmatisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa si pelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan.
Pendekatan STM adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi
Berdasarkan pengertian STM sebagaimana diungkapkan di bagian sebelumnya, maka dapat diungkapkan bahwa yang menjadi tujuan pendekatan STM ini secara umum adalah agar para peserta didik mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya.
Pendekatan STM dikembangkan dengan tujuan agar :
1) Peserta didik mampu menghubungkan realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam   kelas.
2)Peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan/ perspekti untuk mensikapi berbagai isu/ situasi yang     berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah
3) Peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggungjwab sosial.
Penerapan Pendekatan STM
Pendekatan STM, sesuai dengan pengertian dan tujuan yang diungkapkan sebelumnya, dalam penerapannya di dalam kelas sesungguhnya tidak membutuhkan konsep ataupun proses yang terlalu unik. Sebagaimana menurut pandangan National Science Teachers Association (1990:1), there are no concepts and/or processes uniqe to STS. Hanya saja, ada beberapa prinsip yang harus dimunculkan dalam pendekatan STM menurut National Science Teachers Association (1990:2) yaitu sebagai berikut:
1) Peserta didik melakukan identifikasi terhadap persoalan dan dampak yang ditimbulkan dari persoalan tersebut yang muncul di sekitar lingkungannya
2) Menggunakan sumberdaya lokal untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam penyelesaian persoalan yang telah berhasil diidentifikasi
3) Menfokuskan pembelajaran pada akibat yang ditimbulkan oleh sains dan teknologi bagi peserta didik
4) Pandangan bahwa pemahaman terhadap konten sains lebih berharga daripada sekedar mampu mengerjakan soal
5) Adanya penekanan kepada keterampilan proses yang dapat digunakan peserta didik untuk menyelesaikan persoalannya sendiri
6) Adanya penekanan pada kesadaran berkarir, terutama karir yang berhubungan dengan sains dan teknologi
7) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman tentang aturan hidup bermasyarakat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang telah diidentifikasi.
a. Aliran Kontruktivisme
 Hakikat pembelajaran konstruktivistik oleh Brooks & Brooks dalam Degeng mengatakan bahwa pengetahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Mengajar berarti menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergentung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.Berdasarkan teori J. Peaget dan Vygotsky maka pembelajaran dapat dirancang/didesain model pembelajaran konstruktivis di kelas sebagai berikut:
1. Identifikasi prior knowledge dan miskonsepsi. Identifikasi awal terhadap gagasan intuitif yang mereka miliki terhadap lingkungannya dijaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. Identifikasi ini dilakukan dengan tes awal, interview.
2. Penyusunan program pembelajaran. Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran.
3. Orientasi dan elicitasi, situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada awal-awal pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topik yang akan dibahas.
4. Refleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifat miskonsepsi yang muncul pada tahap orientasi dan elicitasi direflesikan dengan miskonsepsi yang telah dijaring pada tahap awal. Miskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat kesalahan dan kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasikannya.
5. Resrtukturisasi ide, (a) tantangan, siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala-gejala yang kemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam praktikum. (b) konflik kognitif dan diskusi kelas. (c) membangun ulang kerangka konseptual.
6. Aplikasi. Menyakinkan siswa akan manfaat untuk beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah.
7. Review dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada awal pembelajaran.

b. Aliran Pragmatisme
 Pragmatisme pertama kali dikemukakan oleh Charles Pierce (1835-1914). Pragmatisme berpandangan bahwa pengetahuan yang diperoleh hendaknya dimanfaatkan untuk mengerti permasalahan yang ada dimasyarakat. Pragmatisme menjadi penengah antara aliran idealisme dan aliran realisme.
Dalam pembelajaran, pragmatisme menitikberatkan pada pandangan bahwa seyogyanya hasil belajar dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, termasuk kemampuan untuk menanggapi dampak positif maupun negative kemajuan teknologi yang berkembang dengan sangat cepat. Oleh karenanya pembelajaran harus dilakukan dalam konteks kebutuhan masyarakat dengan lebih dahulu menampilkan isu-isu di masyarakat yang berkaitan dengan topik yang akan dikaji atau dibahas.
Jadi, praktisnya aplikasi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPS dengan landasan filosofis kontruktivisme dan pragmatism dilaksanakan oleh guru melalui topic yang terkait dengan kegunaannya di masyarakat. Tujuan antara lain adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar disamping memperluas wawasan peserta didik.
Contoh, dalam abad ke-21 ini penggunaan komputer sudah sangat meluas keberbagai Negara dan oleh berbagai lapisan masyarakat. Computer merupakan sebuah alat yang canggih namun dampak penggunaanya sangat tergantung pada orang yang memakainya. Dengan computer orang dapat berkomunikassi dengan satu sama lain diseluruh dunia dengan cepat, memperoleh informasi yang diperlukan melalui jaringan internet, tetapi melalui komputer pula orang dapat membobol sejumlah besar uang dari suatu bank, bahkan dapat mencuri informasi rahasia dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Dengan contoh diatas, dalam pembelajaran IPS seorang guru seyogyanya dapat menunjukkan keunggulan dan manfaat sekaligus dampak negative dalam penggunaan komputer. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan diskusi tentang penggunaan produk teknologi secara kritis, yang intinya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik menganggapi, menilai, menyadari dan mengambil kesimpulan serta mengambil langkah-langkah yang bertanggungjawab sebagai warga negara dan warga masyarakat yang baik.
Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan harapan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan peka terhadap masalah-masalah yang timbul di masyarakat.










BAB III
PENUTUP
kesimpulan
Pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran IPS yang sangatlah penting yang dimana peserta didik bisa menjadi manusia yang berkualitas dan dengan cara pendekatan inilah maka peserta didik bisa di harapkan untuk bangsa. Secara filosofis konsep pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Dalam belajar-mengajar menganut pandangan konstruktivisme dan pragmatisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa si pelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan.














Daftar pustaka
Aadesanjaya. 2011. “Pendekatan STM Sains Teknologi” http:// aadesanjaya blogspot.com-2011/03/pendekatanstm-sains-teknologi. (diakses tanggal
12-12-2011).
Asy’ari, Maslichah. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran
Sains di SD. Yokyakarta



0 komentar:

Posting Komentar